1,7 juta Warga Palestina Terkepung di Seperlima Wilayah Gaza

Oleh Idealisa Masyrafina - Syiar.com
04 Juni 2024 15:05 WIB
Pengungsian Warga Palestina di Gaza (dok. AFP)

SYIAR.COM, GAZA - Sekitar 1,7 juta warga Palestina diperkirakan berdesakan di seperlima wilayah Jalur Gaza, setelah lebih dari satu juta orang mengungsi dari Rafah.

Menurut organisasi bantuan Oxfam, sebagian besar orang yang meninggalkan Rafah mencari perlindungan di dekat al-Mawasi, Deir el-Balah, dan Khan Younis, wilayah yang luasnya hanya 69 kilometer persegi.
“Wilayah ini ditetapkan sebagai zona kemanusiaan, tetapi tidak ada yang manusiawi tentang situasi di sini,” kata Meera, seorang staf Oxfam yang sekarang berada di al-Mawasi, dilansir dari Al-Jazeera, Selasa (04/06/2024).
Meera telah ikut mengungsi tujuh kali sejak Oktober 2023. “Kondisinya tidak tertahankan, tidak ada akses ke air bersih, dan orang-orang terpaksa bergantung pada laut,” katanya.
Oxfam menyebut, Israel membuat hampir mustahil bagi badan-badan bantuan untuk menjangkau warga sipil yang terjebak dan kelaparan di Gaza, meningkatkan risiko kelaparan di daerah kantong yang terkepung itu.
Dikatakan bahwa kelompok-kelompok bantuan berjuang untuk mengumpulkan bantuan yang dikirim melalui Karem Abu Salem, satu-satunya penyeberangan yang masih terbuka.
Di sana terjadi penundaan pengiriman bantuan dalam menunggu persetujuan Israel dan kondisi yang sangat berbahaya di sisi Gaza.
"Ketika kelaparan merenggut lebih banyak nyawa, tidak seorang pun akan dapat menyangkal dampak mengerikan dari penghalangan bantuan yang disengaja, ilegal, dan kejam oleh Israel," kata direktur Oxfam untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Sally Abi Khalil.
"Pada saat kelaparan dinyatakan, semuanya sudah terlambat," tambahnya.
Tor Wennesland, koordinator khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, mengatakan bahwa ia mengunjungi Jalur Gaza yang terkepung dan menyaksikan dampak yang menghancurkan dari permusuhan.
"Pemandangan kehancuran dan penderitaan orang-orang sangat menyayat hati. Dan jelas bahwa tindakan mendesak diperlukan untuk meringankan krisis kemanusiaan yang dihadapi Jalur Gaza," tuturnya.
Wennesland juga mengatakan bahwa ia mengunjungi Rumah Sakit al-Amal di Khan Younis dan bertemu dengan para pejabat untuk membahas cara-cara untuk memenuhi kebutuhan mendesak penduduk.
"Apa yang saya lihat di Gaza adalah pengingat yang jelas tentang biaya konflik bagi manusia," katanya.
Ia menambahkan bahwa usulan AS untuk gencatan senjata harus diterima oleh semua pihak yang terlibat.

Bagikan:

Data

Place your ads here

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//