Rayakan Idul Adha di Tengah Perang, Warga Gaza: Kami Bersikeras Tetap Hidup
SYIAR.COM, JALUR GAZA - Warga Palestina di Jalur Gaza merayakan Idul Adha yang berdarah, saat tentara Israel terus menyerang warga sipil di wilayah kantong tersebut.
Sekitar 71 warga Palestina tewas dalam 48 jam terakhir, sebagian besar yang tewas adalah wanita dan anak-anak, saat pesawat tempur Israel menargetkan beberapa rumah tinggal, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, dilansir di The New Arab, Selasa (17/06/2024).
Pada hari pertama Idul Adha, tentara Israel menyerang dua rumah tinggal di kamp pengungsi al-Bureij di pusat Gaza. Serangan ini menewaskan sedikitnya sembilan orang. Kedua rumah itu milik keluarga al-Khatib dan al-Najar.
Mohammed al-Khatib, saudara pemilik rumah, mengatakan bahwa keponakannya, seharusnya merayakan Idul Adha bersama teman-teman mereka di jalan.
"Tetapi tentara Israel bersikeras membunuh kegembiraan di dalam diri anak-anak dan membunuh mereka juga." ungkapnya.
"Ini adalah Idul Adha yang Israel ingin kita alami. Israel ingin mengingatkan kita bahwa Israel akan terus membunuh kita hingga mengakhiri kehadiran Palestina di Gaza," kata ayah tiga anak berusia 46 tahun itu, sambil memperlihatkan baju anak yang berlumuran darah.
"Namun, kita tidak akan membiarkan Israel membunuh kehidupan di dalam diri kita atau membunuh harapan kita bahwa kita akan membebaskan tanah kita dari pendudukan Israel, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan," tambahnya.
Tidak jauh dari al-Khatib, Ibrahim Al-Najjar berdiri, menangis selama berjam-jam setelah kehilangan banyak anggota keluarga karena pemboman Israel.
"Mereka [Israel] membunuh kegembiraan dan kehidupan di hati kami. Tentara Israel adalah penjahat; mereka tidak memiliki belas kasihan terhadap siapa pun dari kita dan membunuh kita semua tanpa kecuali," katanya.
"Bagaimana saya bisa hidup tanpa keluarga, saudara kandung, dan ibu saya? Ke mana saya akan pergi? Mengapa mereka tidak membunuhku bersama mereka?"tuturnya.
Meskipun Israel telah melakukan pertumpahan darah, warga Palestina tetap menentang dan bersikeras untuk melaksanakan salat Idul Adha di jalan-jalan umum di tengah reruntuhan masjid. Suara salat menggema di seluruh wilayah kantong yang terkepung itu.
"Tidak peduli berapa banyak pembantaian yang dilakukan tentara Israel terhadap warga sipil, tidak peduli berapa banyak masjid yang dihancurkannya dan berapa banyak bangunan penting yang dihancurkannya di kota itu, kami bersikeras untuk hidup, dan kami ingin membuktikan kepada dunia bahwa kami adalah orang-orang yang mencintai kehidupan." ujar Ibrahim Abdel Aal, yang memimpin ratusan warga dalam salat Idul Adha di reruntuhan Masjid Omar bin al-Khattab di Kota Gaza.
Begitu Abdel Aal selesai salat, ia mengajak ketiga anaknya untuk mengunjungi saudara perempuannya yang mengungsi di sekolah-sekolah UNRWA di kota itu.
"Saya mengunjungi saudara perempuan saya untuk menghibur mereka dan memberi tahu mereka bahwa kami akan selamat dari perang ini dan suatu hari nanti kami akan mendapatkan kembali kehidupan kami," katanya.
Biasanya, selama hari raya ini, anak-anak harus mengenakan pakaian baru, bertukar salam, dan bermain dengan teman-teman mereka, sementara para wanita mendekorasi rumah mereka dan membuat manisan. Namun, dengan adanya perang, semua itu sirna.
Nour Al-Ra'i, seorang wanita Palestina yang mengungsi di Deir al-Balah, tidak dapat membeli pakaian baru, atau bahkan makanan, untuk anak-anaknya pada Idul Adha kali ini.
"Semua tanda-tanda kegembiraan telah sirna dari kami selama hari raya ini. Kami tidak memiliki pakaian, uang, makanan, air, atau rumah untuk melindungi kami," kata ibu empat anak berusia 35 tahun itu.
"Dosa apa yang telah dilakukan anak-anak saya dan anak-anak di Jalur Gaza hingga menjalani hari raya yang berdarah dan tragis seperti ini? Berapa lama lagi kami akan terus menderita akibat perang? Kami ingin perang segera berakhir dan kami dapat kembali hidup secepat mungkin." tuturnya.
Militer Israel telah melancarkan perang besar-besaran di Jalur Gaza setelah serangan yang dipimpin Hamas terhadap pangkalan militer Israel dan permukiman sipil di dalam dan sekitar wilayah Gaza pada 7 Oktober.
Sejak itu, militer Israel terus melancarkan serangannya di Gaza, menewaskan sekitar 37.347 orang dan melukai 85.372 orang sejak dimulainya perang Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Komentar (0)
Login to comment on this news