Awal Zulhijjah Berbeda dengan Arab Saudi, Kapan Harus Laksanakan Puasa Arafah?
SYIAR.COM, YOGYAKARTA — Hari Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Zulhijjah merupakan hari yang istimewa dalam kalender Islam. Pada hari ini jemaah haji akan melaksanakan wukuf di Padang Arafah untuk berdoa dan merenung.
Sementara itu, umat Islam di seluruh dunia dianjurkan untuk melaksanakan puasa ‘Arafah karena memiliki keutamaan besar yakni menghapuskan dosa (al-shaghair wa al-lamam) setahun sebelumnya dan setahun yang akan datang.
Namun, bagaimana jika tanggal 9 Zulhijjah di negara tertentu berbeda dengan waktu wukuf di Arab Saudi?
Arab Saudi menetapkan Idul Adha 10 Zulhijah 1445 H jatuh pada 16 Juni 2024, sedangkan Pemerintah Indonesia menetapkan Idul Adha jatuh pada 17 Juni 2024.
Ketua Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Ruslan Fariadi, dilansir di laman resmi Muhammadiyah, Senin (10/06/2024) mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW, selama masa hidupnya di Madinah, menjalankan puasa Arafah berdasarkan penanggalan bulan. Tanpa menunggu informasi apakah jemaah haji sedang wukuf di Arafah atau tidak.
Berdasarkan metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang dipegang Muhammadiyah saat ini, Ruslan mengatakan bahwa tanggal 9 Zulhijah 1995 jatuh pada Minggu, 16 Juni 2024.
Pada tanggal tersebut, kaum Muslimin disunnahkan untuk berpuasa Arafah, meskipun pelaksanaan wukuf mungkin dilakukan pada hari yang berbeda sesuai penentuan tanggal oleh Pemerintah Arab Saudi.
Esensi puasa Arafah tidak hanya terletak pada aspek ritualnya, tetapi juga pada nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Puasa ini mengajarkan umat Muslim untuk merenungi kehidupan, memperbaiki diri, dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Selain itu, puasa Arafah juga menjadi simbol solidaritas dengan para jamaah haji yang tengah menunaikan salah satu rukun Islam di Tanah Suci.Hari Arafah merupakan kesempatan emas bagi setiap Muslim untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Melalui puasa, doa, dan refleksi, umat Muslim diajak untuk mengintrospeksi diri dan memperbaharui tekad dalam menjalankan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Maka, meskipun mungkin ada perbedaan dalam penentuan tanggal wukuf dan pelaksanaan puasa, yang terpenting adalah kesatuan hati dalam menjalankan ibadah. Semangat ini, diharapkan, dapat membawa ketenangan batin dan kekuatan spiritual bagi setiap individu yang menjalankannya.
Komentar (0)
Login to comment on this news