Keutamaan Puasa Arafah dan Tarwiyah, Beserta Niatnya
SYIAR.COM - Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijjah bagi umat Islam di seluruh dunia yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Puasa ini dilaksanakan bertepatan dengan jemaah haji yang tengah melakukan wukuf di Arafah. Sedangkan puasa tarwiyah, dilaksanakan pada 8 Zulhijjah.
Dikutip dari buku 44 Faidah 10 Hari Awal Dulhijjah karya Syaikh Al-Munajjid, Allah memiliki hari-hari dalam setahun yang penuh dengan karunia dan anugerah, yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya yang mentauhidkan-Nya.
Diantara hari-hari yang penuh dengan karunia dan anugerah tersebut adalah 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah.
Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء
"Tidak ada perbuatan yang Iebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, walaupun jihad di jalan Allah? Rasulullah bersabda: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-Iamanya atau menjadi syahid." (HR Bukhari).
Disunnahkan berpuasa sunnah 9 hari awal Zulhijjah atau sejumlah hari yang menurutnya mudah. Puasa Arafah adalah sunnah Nabi yang mulia dan keberuntungan yang besar.
Diketahui, puasa Tarwiyah merupakan awal dari rangkaian ibadah haji, di mana para jemaah haji mempersiapkan diri untuk wukuf di Arafah. Umat Islam dianjurkan melaksanakan kedua puasa ini karena memiliki berbagai keutamaan.
Berdasarkan riwayat Abu Hurairah dalam kitab Nuzhah Al-Majalis wa Muntakhab Al-Nafais:
"Barangsiapa berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayub Alaihissalam atas musibahnya. Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa Alaihissalam,".
Sementara itu, berdasarkan hadis dari Abu Qatadah, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim no 1162)
Selain itu, orang yang menjalankan puasa Arafah akan dibebaskan dari segala macam siksa neraka. "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka, lebih banyak daripada pada Hari Arafah," (HR Muslim).
Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah
Berikut niat puasa tarwiyah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”
Yang lebih utama dan lebih sempurna di dalam puasa sunnah yang spesifik (mu’ayyan), seperti puasa Arafah, hendaknya diniatkan puasa semenjak dari malam hari, agar mendapatkan pahala yang lebih sempurna, tidak kurang.
Berikut ini lafal niat puasa Arafah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
Dilansir dari NU Online, kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari, sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh hingga gelincir matahari atau Zuhur.
Berikut ini lafal niat puasa sunnah Arafah di siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.
Sebagai catatan, apabila tanggal 9 Zulhijjah di Arab Saudi dan di negara lain berbeda, maka puasa Arafah dilaksanakan sesuai dengan tanggal yang ditetapkan Pemerintah setempat. Wallahu 'alam bishawab.
Komentar (0)
Login to comment on this news