Ketika Allah Hendak Mencabut Nyawa Kekasih-Nya: Ibrahim Alaihissalam

Oleh Afwan Abdul Basit - Syiar.com
28 Mei 2024 12:05 WIB
Ibrahim Alaihissalam

Syiar.com - Ibrahim ‘Alaihissalam punya kedudukan spesial di hadapan Allah. Bahkan, Allah memperkenalkan Ibrahim kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Khalilullah atau ‘kekasih Allah’.

Begitu juga sebaliknya. Muslim mana pun tahu, bagaimana besarnya cinta Nabi Ibrahim pada Allah. Saking cintanya terhadap Allah Azza wa jalla, Ibrahim bahkan siap mengorbankan apapun demi perintah-Nya. Termasuk, jika itu adalah mengorbankan darah dagingnya sendiri, Ismail ‘Alaihissalam.

Dasar memang saling mengasihi, hubungan Allah dan Nabi Ibrahim terasa begitu cair. Termasuk betapa cairnya komunikasi antara kedunya ketika Allah hendak mencabut nyawa Nabi Ibrahim.

Ilustrasi: Freepik Ilustrasi: Freepik

Satu riwayat masyhur termaktub dalam kitab Tarikh al-Baghdadi karangan Imam Khatib al-Baghdadi, terkait rasa sayang antara Allah dan Ibrahim. Suatu ketika Allah memerintahkan Malaikat Izrail untuk mencabut nyawa Khalilullah. Malaikat itu pun mengubah dirinya dalam wujud yang begitu menawan.

“Kamu siapa?”

“Saya Izrail.”

“Hendak apa kamu ke mari?”

“Aku diperintahkan-Nya untuk mencabut nyawamu, wahai Ibrahim.” 

Begitu kira-kira prolog percakapan antara malaikat maut dan Nabi Ibrahim.

Yang diminta tidak gentar dan tidak takut. Bapak dari Ishaq ‘Alaihissalam itu malah menguji sang malaikat. Ia tahu itu perintah Allah, tapi ia hanya meminta kepastian saja bahwa apa yang disampaikan malaikat maut itu memang demikian.

“Hai malaikat, kamu tahu saya ini siapa? Saya ini Khalil ar-Rahman. Pernahkah ada kekasih yang tega mencabut nyawa orang yang dikasihinya?”

Ilustrasi: Freepik Ilustrasi: Freepik

Mendapat pertanyaan seperti itu membuat Izrail bingung. Ia tidak menyangka dan tidak menyiapkan argumen lain untuk memuluskan rencana Allah.

Kebingungan itulah yang membuat Izrail balik lagi menghadap Allah. Ia pun menceritakan argumen Nabi Ibrahim ketika hendak dicabut nyawanya.

“Katakanlah kepada kekasih-Ku, apakah seorang kekasih tidak suka bertemu dengan yang dikasihinya?”

Begitulah Allah memberi argumen untuk disampaikan malaikat maut kepada Nabi Ibrahim. Selepas mendapat jawaban itu, Nabi Ibrahim pun lega.

“Kini, tenanglah diriku.”

Ilustrasi: Freepik Ilustrasi: Freepik

Maka, dengan tenang pula Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Ibrahim. Nabi yang kemudian kita tahu menjadi contoh nyata bagi umat manusia agar selalu mendekatkan diri pada-Nya.

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ لمُشْرِكِينَ

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Rabb). (QS. An-Nahl: 120)

Wallahu ‘alam.

Place your ads here

Bagikan:

Data

Place your ads here

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//